Bukan Peminta Jatah, Jurnalis Adalah Penjaga Demokrasi

LA.HAM.INDONESIA.my.id

Profesi jurnalis adalah salah satu pilar penting dalam demokrasi. Di tangan para pewarta, informasi publik disaring dan disajikan dengan tanggung jawab, demi mencerdaskan dan memberi keadilan bagi masyarakat. Namun dalam praktiknya, tidak sedikit yang menyimpang dari nilai luhur profesi ini dan berubah menjadi “pembekup” — jurnalis yang membela kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, bahkan sampai menutupi fakta demi imbalan.

Ingatlah, jurnalis bukan alat tawar-menawar. Jurnalis bukan peminta jatah, bukan pemeras, dan bukan pelindung pelanggar hukum. Jurnalis adalah penegak nurani publik yang bekerja dengan data, verifikasi, dan keberimbangan. Bila seorang wartawan mulai menutupi fakta demi imbalan, maka saat itu pula ia telah kehilangan integritas.

Menjadi jurnalis yang sehat dan profesional artinya berani menolak segala bentuk kompromi terhadap kebenaran. Tidak menulis karena diminta, tidak diam karena dibayar. Jurnalis yang baik tak akan memihak pada siapa pun, kecuali pada kebenaran dan kepentingan publik.

Hindari jadi pembekup, apalagi pelindung mafia. Jika ada rekan seprofesi yang menyalahgunakan identitas pers untuk menekan, mengancam, atau mencari keuntungan pribadi, jangan ragu untuk menegur atau melaporkannya kepada organisasi profesi atau pihak berwajib. Kita tidak butuh wartawan yang mencoreng nama baik profesi ini.

Masyarakat juga perlu dilibatkan. Jika menemukan oknum wartawan yang meminta uang, memaksa "jatah" iklan, atau mengancam pemberitaan demi kepentingan pribadi, laporkan! Karena membiarkan satu oknum, sama dengan merusak wajah seluruh dunia pers.

Mari kita jaga marwah jurnalisme. Jadilah pewarta yang tajam, berani, dan beretika. Karena tugas jurnalis adalah menerangi ruang gelap informasi—bukan menjadi bagian dari bayangannya. LA. HAM.INDONESIA

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama